Makalah Relevansi Pendidikan
PERKEMBANGAN
DAN ISU-ISU PENDIDIKAN GLOBAL
RELEVANSI
PENDIDIKAN
A.
Konsep
Relevansi Pendidikan
Hampir semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan.
Sebab pendidikan tidak pernah terpisahkan dengan kehidupan manusia. Anak-anak
menerima pendidikan dari orang tuanya dan manakala anak-anak ini sudah dewasa
dan berkeluarga, mereka juga akan mendidik anak-anaknya. Begitu pula di sekolah
dan perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa dididik oleh guru dan dosen.
Pendidikan adalah khas milik dan alat manusia, tidak ada makhluk lain yang
membutuhkan pendidikan (Pidarta, 2013: 1).
Pendidikan pada dasarnya
adalah upaya melestarikan nilai-nilai budaya dalam masyarakat. Manusia sebagai
masukan utama dalam pendidikan secara psikologis adalah makhluk yang mampu
berpikir, bersikap, dan memiliki potensi. Maka keluaran yang harus dicapai
adalah manusia dengan kemandirian yang meliputi kemampuan memahami diri,
mengarahkan diri, dan beradaptasi dengan lingkungan dimana pun dia berada. Sekolah
sebagai lembaga fungsional yang dititipi oleh masyaarakat untuk melakukan
fungsi pengembangan potensi individu untuk mencapai cita-cita dan melestarikan
niali-nilai budaya mendapat masukan besar dari masyarakat.
Dalam hal ini masyarakat bukan
hanya memberikan masukan berupa peserta didik, tapi juga sumber daya lain yang
dibutuhkan untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab sekolah. Baik masukan
secara moril berupa dukungan, penerimaan, partisipasi, dan sebagainya. Maupun
masukan secara materil berupa bantuan pembiayaan, sarana dan prasarana, dan
lain sebagainya. Tujuan pendidikan yang dijalankan oleh sekolah harus memiliki
relevansi dengan kehidupan masyarakat. Yang dimaksud relevansi di sini adalah
sekolah memiliki tujuan yang mengacu pada kebutuhan dan mampu memberdayakan masyarakat
sekitar secara optimal.
Pendidikan yang relevan
idealnya harus mampu melahirkan manusia-masusia yang memiliki kompetisi sesuai
dalam menjawab tantangan dan kebutuhan di jamannya. Relevansi harus memiliki
pandangan secara futuristik. Misalnya, sekolah mengajarkan bahasa pada setiap
jenjang pendidikan sebab bahasa bersifat universal. Dimanapun kita berada,
media yang digunakan dalam berkomunikasi adalah bahasa. Meskipun mungkin bahasa
yang digunakan berbeda-beda sesuai dengan tempat dan kebutuhan. Atau pelajaran
berhitung yang mengajarkan manusia membuat proyeksi untuk masa depannya. Maka
pada tingkat dasar anak diajarkan konsep dasar berhitung, dan kemudian
dikembangkan sesuai dengan tingkat, jenjang, kebutuhan dan kemampuan yang
dimiliki.
1.
Pengertian Relevansi Pendidikan
Relevansi pendidikan merupakan kesesuaian antara pendidikan dengan
perkembangan di masyarakat. Misalnya: Lembaga pendidikan tidak dapat mencetak
lulusan yang siap pakai. tidak adanya kesesuaian antara output (lulusan)
pendidikan dengan tuntutan perkembangan ekonomi. Masalah relevansi ini pada prinsipnya cukup
mendasar. Dalam kondisi sekarang ini sangat dibutuhkan output pendidikan
yang sesuai dengan tuntutan masyarakat terutama dalam hubungannya dengan
persiapan kerja.
Upaya peningkatan relevansi dalam sistem pendidikan bertujuan agar hasil pendidikan sesuai dengan
kebutuhan peserta didik, dalam artian proses pendidikan dapat memberikan dampak
pemenuhan kebutuhan peserta didik, baik kebutuhan kerja, kehidupan dimasyarakat,
dan melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi (Kadir, 2012: 155).
Relevansi berkenaan
dengan rasio antara tamatan yang dihasilkan satuan pendidikan dengan yang
diharapkan satuan pendidikan di atasnya atau indtitusi yang membutuhkan tenaga
kerja, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Masalah relevansi
terlihat dari banyaknya lulusan dari satuan pendidikan tertentu yang tidak siap
secara kemampuan kognitif dan teknikal untuk melanjutkan ke satuan pendidikan
di atasnya. Masalah relevansi juga dapat diketahui dari banyaknya lulusan dari
satuan pendidikan tertentu, yaitu sekolah kejuruan dan pendidikan tinggi yang
belum atau bahkan tidak siap untuk bekerja. Yaitu masalah yang berhubungan dengan relevansi (kesesuaian) pemilikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap lulusan suatu sekolah dengan kebutuhan
masyarakat (kebutuhan tenaga kerja). Contoh: adanya kasus perusahaan-perusahaan
yang masih harus mengeluarkan dana untuk pendidikan atau pelatihan bagi calon
karyawannya, karena mereka dinilai belum memiliki ketrampilan kerja seperti
yang diharapkan. Relevan berarti bersangkut paut, kait mengait, dan berguna
secara langsung.
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk
pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan
tuntunan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan tantangan-tantangan baru
yang sebagainya sering tidak diramalkan sebelumnya.
Relevansi pendidikan adalah sejauh mana system pendidikan dapat
menghasilkan iuran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu
masalah-masalah seperti yang digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan
nasional. Pendidikan diharapkan dapat mengisi semua sektor pembangunan yang
beraneka ragam seperti sektor produksi maka relevansi pendidikan dianggap
tinggi. Relevansi pendidikan dapat dilihat dengan mengikuti alur input-proses-output.
Masukan (input) dalam komposisi tertentu yang diproses dengan metode
tertentu akan membuahkan dua macam hasil, yaitu hasil jangka pendek (output)
dan hasil jangka panjang (outcome).
a.
Input pendidikan
terdiri atas kurikulum, siswa/ peserta didik, guru/ tenaga pendidik, sarana-prasarana,
dana, dan masukan lain.
b.
Proses pendidikan
meliputi seluruh proses pembelajaran yang terjadi sebagai bentuk interaksi dari
berbagai input pendidikan.
c.
Hasil pendidikan (output)
mencakup antara lain kemampuan peserta didik, yang dapat diukur melalui
prestasi belajar siswa.
d.
Outcome pendidikan antara lain peningkatan mutu lulusan, yang dapat dilihat antara
lain melalui jumlah lulusan yang melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya
dan jumlah lulusan yang dapat bekerja. Dengan demikian, mutu input dan mutu
proses merupakan faktor penentu mutu hasil, baik yang berupa hasil jangka
pendek maupun hasil jangka panjang.
Beberapa faktor yang berkenaan dengan input pendidikan dapat dikelompokkan
kedalam faktor rumah atau keluarga, faktor sekolah, dan faktor siswa. Diantara
ketiganya, sekolah merupakan komponen input yang paling erat hubungannya dengan
kebijakan pendidikan.
2.
Relevansi
Pendidikan dengan Perkembangan Ekonomi
Peranan
ekonomi dalam dunia pendidikan cukup menentukan, tetapi buka pemegang peranan
utama. Memang benar dalam dunia modern ini lebih-lebih pada zaman sekarang,
hampir semuanya dikendalikan oleh uang. Sehingga tidak mengherankan kalau
tujuan kebanyakan orang bersekolah adalah agar bisa mencari uang atau
meningkatkan penghasilan. Akibatnya masyarakat yang hidupnya untuk mencari uang
menjadi super sibuk dalam urusan bisnis. Situasi seperti ini tampak sekali di
kota-kota besar.
Pendidikan
memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam upaya
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan suatu
faktor kebutuhan dasar untuk setiap manusia sehingga upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa, karena melalui pendidikan upaya peningkatan kesejahteraan
rakyat dapat diwujudkan. Pendidikan mempengaruhi secara penuh pertumbuhan
ekonomi suatu Negara. Hal ini bukan saja karena pendidikan akan berpengaruh
terhadap produktivitas, tetapi juga akan berpengaruh fertilitas masyarakat. Pendidikan
dapat menjadikan sumber daya manusia lebih cepat mengerti dan siap dalam
menghadapi perubahan dan pembangunan suatu Negara.
Hampir semua
negara berkembang menghadapi masalah kualitas dan kuantitas sumber daya manusia
yang diakibatkan oleh rendahnya mutu pendidikan. Hal ini ditunjukkan oleh
adanya tingkat melek huruf yang rendah, pemerataan pendidikan yang rendah,
serta standar proses pendidikan yang relatif kurang memenuhi syarat.
Padahal kita
tahu, bahwa pendidikan merupakan suatu pintu untuk menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Untuk itu peningkatan kualitas sumber daya manusia
mutlak harus dilakukan. Karena dengan kualitas sumber daya manusia yang
berkualitas dapat memberikan multiplier effect terhadap
pembangunan suatu negara, khsususnya pembangunan bidang ekonomi.
Isu mengenai
sumber daya manusia (human capital) sebagai input pembangunan
ekonomi sebenarnya telah dimunculkan oleh Adam Smith pada tahun 1776, yang
mencoba menjelaskan penyebab kesejahteraan suatu negara, dengan mengisolasi dua
faktor, yaitu; 1) pentingnya skala ekonomi; dan 2) pembentukan keahlian dan
kualitas manusia. Faktor yang kedua inilah yang sampai saat ini telah menjadi
isu utama tentang pentingnya pendidikan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Pemerintah mempuayai
peran aktif dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan agar SDM yang
dihasilkan dapat menjadi sumber untuk pembangunan negara maupan daerah, dan
salah satu usaha pemerintah untuk memajukan pendidikan yaitu dengan
mencanangkan program wajib belajar sembilan tahun. Hal ini diatur dalam
undang-undang, yaitu Undang-Undang No. 20 tahun 2003 yang menyatakan bahwa
setiap warga negara yang berusia 7 sampai dengan 15 tahun wajib mengikuti
pendidikan dasar. Hubungan investasi sumber daya manusia (pendidikan) dengan
pertumbuhan ekonomi merupakan dua mata rantai. Namun demikian, pertumbuhan
tidak akan bisa tumbuh dengan baik walaupun peningkatan mutu pendidikan atau
mutu sumber daya manusia dilakukan, jika tidak ada program yang jelas tentang
peningkatan mutu pendidikan dan program ekonomi yang jelas.
Perhatian
terhadap faktor manusia menjadi sentral akhir-akhir ini berkaitan dengan
perkembangan dalam ilmu ekonomi pembangunan dan sosiologi. Para ahli di
kedua bidang tersebut umumnya sepakat pada satu hal yakni modal manusia
berperan secara signifikan, bahkan lebih penting daripada faktor
teknologi, dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Modal manusia tersebut
tidak hanya menyangkut kuantitas, tetapi yang jauh lebih penting adalah dari
segi kualitas (Anadra, 2011).
Karena itu, investasi di bidang pendidikan tidak saja berfaedah bagi
perorangan, tetapi juga bagi komunitas bisnis dan masyarakat umum. Pencapaian
pendidikan pada semua level niscaya akan meningkatkan pendapatan dan
produktivitas masyarakat. Pendidikan
merupakan jalan menuju kemajuan dan pencapaian kesejahteraan sosial dan
ekonomi. Sedangkan kegagalan membangun pendidikan akan melahirkan berbagai
problem krusial: pengangguran, kriminalitas, penyalahgunaan narkoba, dan welfare
dependency yang menjadi beban sosial politik bagi pemerintah.
Lalu
pertanyaannya, apakah ukuran yang dapat menentukan kualitas manusia? Ada
berbagai aspek yang dapat menjelaskan hal ini seperti aspek kesehatan,
pendidikan, kebebasan berbicara dan lain sebagainya. Di antara berbagai
aspek ini, pendidikan dianggap memiliki peranan paling penting dalam menentukan
kualitas manusia. Lewat pendidikan, manusia dianggap akan memperoleh
pengetahuan, dan dengan pengetahuannya manusia diharapkan dapat membangun
keberadaan hidupnya dengan lebih baik.
Dari
berbagai studi tersebut sangat jelas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi melalui berkembangnya
kesempatan untuk meningkatkan kesehatan, pengetahuan, dan ketarmpilan,
keahlian, serta wawasan mereka agar mampu lebih bekerja secara produktif, baik
secara perorangan maupun kelompok. Implikasinya, semakin tinggi pendidikan,
hidup manusia akan semakin berkualitas. Dalam kaitannya dengan
perekonomian secara umum (nasional), semakin tinggi kualitas hidup suatu
bangsa, semakin tinggi tingkat pertumbuhan dan kesejahteraan bangsa tersebut.
3.
Relevansi
Pendidikan dengan Perkembangan Budaya
Pendidikan secara praktis tak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai
budaya. Dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan sendiri, secara proses
mantransfernya yang paling efektif dengan cara pendidikan. Keduanya sangat erat
sekali hubungannya karena saling melengkapi dan mendukung antara satu sama
lainnya. Tujuan pendidikan pun adalah melestarikan dan selalu meningkatkan
kebudayaan itu sendiri, dengan adanya pendidikanlah kita bisa mentransfer
kebudayaan itu sendiri dari generasi ke generasi selanjutnya. Dan juga kita
sebagai masyarakat mencita-citakan terwujudnya masyarakat dan kebudayaan yang
lebih baik ke depannya, maka sudah dengan sendirinya pendidikan kita pun harus
lebih baik lagi.
Kebudayaan sebagai hasil budi manusia, dalam hal berbagai bentuk
dan menifestasinya, dikenal sepanjang sejarah sebagai milik manusia yang tidak
kaku, melainkan selalu berkembang dan berubah dan membina manusia untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan kultural dan tantangan zaman
tradisional untuk memasuki zaman modern. Manusia sebagai mahluk berakal dan
berbudaya selalu berupaya untuk mengadakan perubahan-perubahan. Dengan sifatnya
yang kreatif dan dinamis manusia terus berevolusi meningkatkan kualitas hidup
yang semakin terus maju, ketika alamlah yang mengendalikan manusia dengan
sifatnya yang tidak iddle cuiriousity (rasa keinginan tahuan yang
terus berkembang) makin lama daya rasa, cipta dan karsanya telah dapat mengubah
alam menjadi sesuatu yang berguna, maka alamlah yang dikendalikan oleh manusia.
Kebudayaan merupakan karya manusia yang mencakup diantaranya filsafat,
kesenian, kesusastraan, agama, penafsiran dan penilaian mengenai lingkungan.
Menurut Sahiq Sama’an dalam al-Syaibany (1979) pendidikan adalah kegiatan
yang dilakukan oleh pendidik-pendidik dan filosofis untuk menerangkan,
menyelaraskan, mengecam dan merubah proses pendidikan dengan
persoalan-persoalan kebudayaan dan unsur-unsur yang bertentangan didalamnya. Dilihat
dari sudut pandang individu, pendidikan merupakan usaha untuk menimbang dan
menghubungkan potensi individu. Adapun dari sudut pandang kemasyarakatan,
pendidikan merupakan usaha pewarisan nilai-nilai budaya dari generasi tua
kepada generasi muda, agar nilai-nilai budaya tersebut tetap terpelihara. Maka
sudah jelas bahwa pendidikan dan kebudayaan sangat erat sekali hubungan karena
keduanya berkesinambungan, keduanya saling mendukung satu sama lainnya (Fazan,
2012).
Dalam konteks ini dapat dilihat hubungan antara pendidikan dengan
tradisi budaya serta kepribadian suatu masyarakat betapapun sederhananya
masyarakat tersebut. Hal ini dapat dilihat bahwa tradisi sebagai muatan budaya
senantiasa terlestarikan dalam setiap masyarakat, dari generasi ke generasi.
Hubungan ini tentunya hanya akan mungkin terjadi bila para pendukung nilai
tersebut dapat menuliskannya kepada generasi mudanya sebagai generasi penerus. Transfer
nilai-nilai budaya dimiliki paling efektif adalah melalui proses pendidikan.
Dalam masyarakat modern proses pendidikan tersebut didasarkan pada program
pendidikan secara formal. Oleh sebab itu dalam penyelenggarannya dibentuk
kelembagaan pendidikan formal.
Seperti dikemukakan Hasan Langgulung bahwa pendidikan mencakup dua
kepentingan utama, yaitu pengembangan potensi individu dan pewarisan
nilai-nilai budaya. Maka sudah jelas sekali bahwa kedua hal tersebut pendidikan
dan kebudayaan berkaitan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat atau
bangsa itu masing-masing, kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan karena
saling membutuhkan antara satu sama lainnya. Pendidikan dalam hubungan dengan
individu dan masyarakat, akan tetapi dapat dilihat bagaimana garis hubung
antara pendidikan dan sumber daya manusia. Dari sudut pandangan individu
pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan potensi individu, sebaliknya
dari sudut pandang kemasyarakatan pendidikan adalah sebagai pewarisan
nilai-nilai budaya.
Dalam pandangan ini, pendidikan mengemban dua tugas utama, yaitu
peningkatan potensi individu dan pelestarian nilai-nilai budaya. Manusia
sebagai mahluk berbudaya, pada hakikatnya adalah pencipta budaya itu sendiri.
Budaya itu kemudian meningkatkan sejalan dengan peningkatan potensi manusia pencipta
budaya itu.
4.
Relevansi
Pendidikan dengan Perkembangan IPTEK
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia sekarang telah
berlangsung dalam lintasan sejarah yang cukup panjang. Sejak kurang lebih abad
ke tiga sebelum Masehi, ilmu pengetahuan telah berusaha dikembangkan oleh para
filsuf Yunani kuno. Sedangkan teknologi baru mulai sejak Zaman renaisance.
Keberadaan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan akibat langsung dari
eksistensi manusia yang kemudian membentuk historisitas pendidikan sejak lahir
sampai mati. Jadi, jika manusia tidak eksis dalam rentetan panjang
kependidikan, sesungguhnya ilmu pengetahuan dan teknologi tidak mungkin ada.
Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah suatu sistem intelektual pemberdayaan manusia yang dihasilkan dari sistem kegiatan pendidikan. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, segala perubahan yang direncanakan oleh pendidikan dapat dikerjakan (Suhartono, 2009: 111).
Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah suatu sistem intelektual pemberdayaan manusia yang dihasilkan dari sistem kegiatan pendidikan. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, segala perubahan yang direncanakan oleh pendidikan dapat dikerjakan (Suhartono, 2009: 111).
Fakta membuktikan bahwa teknologi mampu mempraktikkan teori ilmu
dalam sistem perindustrian. Dengan perindustrian, dinamika kehidupan manusia
mengalami perubahan yang begitu cepat. Dengan teknologi dan perindustrian, kini
manusia seolah-olah bisa melakukan semua hal sesuai dengan yang dikehendaki.
Ada yang berpendapat bahwa dengan teknologi dan industri, manusia semakin mampu
untuk membuktikan bahwa dirinya adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling
istimewa.
Dalam hubungannya dengan pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi
mendukung tanggungjawab untuk membudayakan eksistensi kehidupan manusia. Artinya:
dengan peralatan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia semakin lebih
berpeluang untuk menciptakan perubahan-perubahan yang bermanfaat bagi kehidupan
yang lebih berkembang dan maju. Perkembangan di bidang ilmu pengetahuan
misalnya, telah mampu memberikan manusia paradigma-paradigma yang baru. Sebagai
contoh: dulunya manusia menganggap bahwa adalah mustahil kita bisa sampai ke
bulan, namun ternyata pada abad 20 karena pengaruh perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, orang bisa merakit sebuah pesawat dan bisa sampai di
bulan (pesawat Apollo yang dikendarai Neil Amstrong dapat sampai ke bulan).
Selain itu, dengan teknologi, pendidikan mampu membuat perubahan; dan dengan
pendidikan, teknologi diharapakan mampu membuat kehidupan semakin berkembang dan
maju. Berkembang dan maju dalam arti bernilai kultural manusiawi, sehingga
segala kebutuhan hidup dapat lebih mudah dicukupi dan dapat dimanfaatkan secara
adil dan merata. Dengan pendidikan teknologi, jalan menuju kesejahteraan umum
semakin terbuka.
Dengan adanya teknologi, manusia mampu menciptakan berbagai mesin
dan alat-alat elektronik yang bisa menunjang pendidikan. Misalnya: mesin foto
copy, komputer, LCD, internet dan lainnya. Tentunya semua sarana ini sangat
memberikan sumbangan yang berarti bagi pendidikan manusia sehingga pola pikir
manusia bisa berkembang dan maju dalam segala segi kehidupan manusia.
B.
Efisiensi
Pendidikan
Efisien adalah bagaimana menghasilkan efektifitas dari suatu tujuan
dengan proses yang lebih murah. Dalam proses pendidikan akan jauh lebih baik
jika kita memperhitungkan untuk memperoleh hasil yang baik tanpa melupakan
proses yang baik pula. Hal-hal itu jugalah yang kurang jika kita lihat
pendidikan di Indonesia. Kita kurang mempertimbangkan prosesnya, hanya
bagaimana dapat meraih standar hasil yang telah disepakati.
Efisensi menjadi salah satu fokus penelahaan ilmu ekonomi
pendidikan. Dibidang ekonomi, kata ekonomis juga sering dipersepsi sebagai
efisiensi. Misalnya, fase istilah tidak ekonomis merupakan frasa pengganti
tidak ekonomis. Diluar kerangka uang atau material, efisiensi juga dapat
digantikan dengan dimensi waktu dan tenaga. Kata efisiensi juga bermakna
penghematan, yaitu penghematan tenaga, hemat waktu dan hemat gerakan.
Menurut Windham, dalam Ace Suryadi (1999: 110) bahwa efisiensi
adalah suatu keadaan yang menunjukkan bahwa tingkat keluaran secara optimal
dapat dihasilkan dengan menggunakan komposisi masukan yang minimal atau
memelihara suatu tingkat keluaran tertentu dengan tingkat masukan yang tidak berubah
atau yang lebih rendah. Sedangkan menurut Nanang Fattah (2009: 35) efisiensi
adalah menggambarkan hubungan antara input dan output. Suatu sistem yang
efisien ditunjukkan oleh keluaran yang lebih untuk sumber masukan.
Efisensi juga dapat diberi makna sebagai proses kegiatan yang mampu melahirkan suasana kondusif, menyenangkan, merangsang kreativitas, mendorong prestasi dan iklim yang sehat (Danim, 2004: 40).
Efisensi juga dapat diberi makna sebagai proses kegiatan yang mampu melahirkan suasana kondusif, menyenangkan, merangsang kreativitas, mendorong prestasi dan iklim yang sehat (Danim, 2004: 40).
Pada hakikatnya
masalah efisiensi adalah masalah pengelolaan pendidikan, terutama dalam
pemanfaatan dana dan sumber daya manusia. Efesiensi artinya dengan menggunakan
tenaga dan biaya sekecil-kecilnya dapat diperoleh hasil yang sebesar-besarnya.
Jadi, sistem pendidikan yang efesien ialah dengan tenaga dan dana yang terbatas
dapat di hasilkan sejumlah besar lulusan yang berkualitas tinggi. Oleh sebab
itu, keterpaduan pengelolaan pendidikan harus tampak diantara semua unsur dan
unit, baik antar sekolah negeri maupun swasta, pendidikan sekolah maupun luar
sekolah, antara lembaga dan unit jajaran depertemen pendidikan dan kebudayaan.
Sesuai dengan pokok permasalahan pendidikan yang ada selain sasaran
pemerataan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan, maka ada satu masalah
lain yang dianggap penting dalam pelaksanaan pendidikan, yaitu efisiensi dan
efektifitas pendidikan. Permasalahan efisiensi pendidikan dipandang dari segi
internal pendidikan. Maksud efisiensi adalah apabila sasaran dalam bidang
pendidikan dapat dicapai secara efisien atau berdaya guna. Artinya pendidikan
akan dapat memberikan hasil yang baik dengan tidak menghamburkan sumberdaya
yang ada, seperti uang, waktu, tenaga dan sebagainya.
Pelaksanaan proses pendidikan yang efisien adalah apabila pendayagunaan
sumber daya seperti waktu, tenaga dan biaya tepat sasaran, dengan lulusan dan
produktifitas pendidikan yang optimal. Pada saat sekarng ini, pelaksanaan
pendidikan di Indonesia jauh dari efisien, dimana pemanfaatan segala sumberdaya
yang ada tidak menghasilkan lulusan yang diharapkan. Banyaknya pengangguran di
Indonesia lebih dikarenakan oleh kualitas pendidikan yang telah mereka peroleh.
Pendidikan yang mereka peroleh tidak menjamin mereka untuk mendapat pekerjaan
sesuai dengan jenjang pendidikan yang mereka jalani.
Pendidikan yang efektif adalah pelaksanaan pendidikan dimana hasil yang
dicapai sesuai dengan rencana/ program yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika
rencana belajar yang telah dibuat oleh dosen dan guru tidak terlaksana dengan
sempurna, maka pelaksanaan pendidikan tersebut tidak efektif. Tujuan dari
pelaksanaan pendidikan adalah untuk mengembangkan kualitas SDM sedini mungkin,
terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya. Dari tujuan
tersebut, pelaksanaan pendidikan Indonesia menuntut untuk menghasilkan peserta
didik yang memeiliki kualitas SDM yang mantap. Ketidakefektifan pelaksanaan
pendidikan tidak akan mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas. Melainkan
akan menghasilkan lulusan yang tidak diharapkan. Keadaan ini akan menghasilkan
masalah lain seperti pengangguran.
Penanggulangan masalah pendidikan ini dapat dilakukan dengan peningkatan
kulitas tenaga pengajar. Jika kualitas tenaga pengajar baik, bukan tidak
mungkin akan meghasilkan lulusan atau produk pendidikan yang siap untuk
mengahdapi dunia kerja. Selain itu, pemantauan penggunaan dana pendidikan dapat
mendukung pelaksanaan pendidikan yang efektif dan efisien. Kelebihan dana dalam pendidikan lebih mengakibatkan
tindak kriminal korupsi dikalangan pejabat pendidikan. Pelaksanaan pendidikan
yang lebih terorganisir dengan baik juga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pendidikan. Pelaksanaan kegiatan pendidikan seperti ini akan lebih bermanfaat
dalam usaha penghematan waktu dan tenaga.
Pendidikan diusahakan agar dapat memperoleh hasil
yang baik dengan adanya biaya dan waktu yang sedikit. Ini artinya harus dicari sistem
mendidik dan mengajar yang efisien dan efektif, yang sesuai dengan
prinsip-prinsip dasar pendidikan (Hasbullah, 2012:
198).
Para ahli
banyak mengatakan bahwa sistem pendidikan sekarang ini masih kurang efisien.
Hal ini tampak dari banyaknya anak yang drop-out, banyak anak
yang belum dapat pelayanan pendidikan, banyak anak yang tinggal kelas, dan
kurang dapat pelayanan yang semestinya bagi anak-anak yang lemah maupun yang
luar biasa cerdas dan genius. Oleh karena itu, harus berusaha untuk menemukan cara
agar pelaksanaan pendidikan menjadi efisien.
Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan
bagaimana suatu sistem pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk
mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran
dikatakan efisiensinya tinggi.
Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang
penting adalah sebagai berikut.
a.
Bagaimana tenaga kependidikan difungsikan.
b.
Bagaimana prasarana dan sarana pendidikan
digunakan.
c.
Bagaimana pendidikan diselenggarakan.
Masalah ini
meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembangan tenaga kependidikan.
Masalah pengangkatan terletak pada kesenjangan antara stok tenaga yang tesedia
dengan jatah pengangkatan yang sangat terbatas. Pada masa 5 tahun terakhir ini
jatah pengangkatan setiap tahunnya hanya sekitar 20% dari kebutuhan tenaga
lapangan. Sedangkan persediaan tenaga siap di angkat lebih besar daripada kebutuhan
di lapangan. Dengan demikian berarti lebih dari 80% tenaga yang tersedia tidak
segera difungsikan. Ini terjadi kemubadziran yang terselubung, karena biaya
investasi pengadaan tenaga tidak segera terbayar kembali melalui pengabdian.
Dan tenaga kependidikan khususnya guru tidak disiapkan untuk berwirausaha.
Masalah
penempatan guru, khususnya guru bidang penempatan studi, sering mengalami
kepincangan, tidak disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Suatu sekolah
menerima guru baru dalam bidang studi yang sudah cukup atau bahkan sudah
kelebihan, sedang guru bidang studi yang dibutuhkan tidak diberikan karena
terbatasnya jatah pengangkatan sehingga di tempatkan didaerah sekolah-sekolah
tertentu seorang guru bidang studi harus merangkap mengajarkan bidang studi
diluar kewenangannya, meskipun persediaan tenaga yang direncanakan secara makro
telah mencukupi kebutuhan, namun mengalami masalah penempatan karena
terbatasnya jumlah yang dapat diangkat dan sulitnya menjaring tenaga kerja yang
tesedia didaerah terpencil. Masalah pengembanagan tenaga kependidikan di
lapangan biasanya terlambat, khususnya pada saat menyongsong hadirnya kurikulum
baru. Setiap pembaruan kurikulum menuntut adanya penyesuaian dari para
pelaksana lapangan. Dapat dikatakan umumnya penanganan pengembanagn tenaga
pelaksana di lapangan sangat lambat. Padahal proses pembekalan untuk dapat siap
melaksanakan kurikulum baru sangat memakan waktu. Akibatnya terjadi kesenjangan
antara saat di rencanakan berlakunya kurikulum dengan saat mulai dilaksanakan dan
pendidikan berlangsung kurang efisien dan efektif (Asra, 2014).
Yang dimaksud
dengan efisiensi dalam menggunakan dana pendidikan adalah penggunaan dana yang
harganya sesuai atau lebih kecil daripada produksi dan layanan pendidikan yang
telah direncanakan. Sementara itu yang dimaksud dengan penggunaan dana
pendidikan secara efektif adalah bila dengan dana tersebut tujuan pendidikan
yang telah direncanakan bisa dicapai dengan relatif sempurna. Peningkatan
efisiensi pendidikan adalah salah satu dari kebijakan pemerintah. Kebijakan
yang lain adalah pemerataan dan perluasaan kesempatan belajar, peningkatan
relevansi pendidikan, dan peningkatan mutu pendidikan (Pidarta, 2013: 276).
Mengapa
pemerintah memandang perlu meningkatkan efisiensi pendidikan? Pertama adalah
dana pendidikan sangat terbatas, dan kedua, seperti halnya dengan
departemen-departemen lain, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengalami
banyak kebocoran bdana. Untuk memanfaatkan dana yang sudah kecil ini secara
optimal sangat diperlukan efisiensi dalam penggunaanya. Fungsi produksi
diciptakan orang dengan salah satu tujuannya adalah untuk mendapatkan efisiensi
pendidikan.
Faktor-faktor
utama yang diperhatikan dalam menentukan tingkat efisiensi pendidikan adalah
sebagai berikut.
a.
Penggunaan uang,
b.
Proses kegiatan, dan
c.
Hasil kegiatan.
Dalam konteks penyelenggaraan pendidikan
diindonesia erat kaitannya dengan profesional dalam management nasional
pendidikan yang diterapkan, antara lain: disiplin keahlian, etos kerja, dan cost
effectiveness.
Bedasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa
efisiensi pendidikan merupakan salah satu faktor pendukung dalam membentuk
lembaga pendidikan yang efektif serta sesuai dengan yang diharapkan. Oleh
karena itu proses pendidikan harus diusahakan agar memperoleh hasil yang
maksimal dengan waktu yang terbatas (Kadir, 2012: 254).
DAFTAR PUSTAKA
Anadra, Fellovy. 2011. Hubungan
Antara Pendidikan dan Pertumbuhan Ekonomi. http://kantawbackup.blogspot.co.id/2011/07/hubungan-antara-pendidikan-dan.html.diakses. diakses pada tanggal 18 Oktober 2016 pukul 06.37.
Asra. 2014. Efisiensi
Pendidikan. http://www.asraraspia.web.id/2014/01/efisiensi-pendidikan.html. diakses pada tanggal 17 oktober 2016 pukul 14.22.
Danim, Sudarwan. 2004. Ekonomi
Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka Setia.
Fattah, Nanang. 2009. Ekonomi
dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Fazan. 2012. Hubungan
Kebudayaan dengan Pendidikan. http://fazan.web.id/hubungan-kebudayaan-dengan-pendidikan.html. diakses pada tanggal 18 Oktober 2016 pukul 08.00.
Hasbullah.
2012. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Kadir, Abdul.
2012. Dasar-dasar Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Pidarta, Made.
2013. Landasan Kependidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia.
Jakarta: Rineka Cipta.
Suhartono,
Suparlan. 2009. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Suryadi, Ace.
1999. Pendidikan Investasi SDM dan Pembangunan. Balai Pustaka: Jakarta.
Did you realize there's a 12 word sentence you can communicate to your man... that will trigger deep emotions of love and impulsive appeal to you deep inside his chest?
BalasHapusBecause deep inside these 12 words is a "secret signal" that fuels a man's instinct to love, cherish and look after you with all his heart...
===> 12 Words That Fuel A Man's Love Instinct
This instinct is so hardwired into a man's mind that it will make him try harder than before to to be the best lover he can be.
Matter of fact, fueling this all-powerful instinct is so essential to achieving the best possible relationship with your man that as soon as you send your man one of these "Secret Signals"...
...You'll instantly notice him expose his soul and mind for you in a way he's never expressed before and he will perceive you as the one and only woman in the world who has ever truly attracted him.