Makalah Inovasi Pendidikan

ICT DAN INOVASI PENDIDIKAN
INOVASI PENDIDIKAN


A.          Konsep Inovasi Pendidikan
Perkembangan teknologi dan informasi yang cepat dalam berbagai aspek kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan, merupakan suatu upaya untuk menjembatani masa sekarang dan masa yang akan datang dengan jalan memperkenalkan pembaharuan-pembaharuan yang cenderung mengejar efisiensi dan efektivitas.
Pembaharuan mengiringi perputaran zaman yang tak henti-hentinya berputar sesuai dengan kurun waktu yang telah ditentukan. Kebutuhan akan layanan individual terhadap peserta didik dan perbaikan kesempatan belajar bagi mereka, telah menjadi pendorong utama timbulnya pembaharuan pendidikan. Oleh karena itu, lembaga pendidikan harus mampu mengantisipasi perkembangan tersebut dengan terus menerus mengupayakan suatu program yang sesuai dengan perkembangan anak, perkembangan zaman, situasi, kondisi, dan kebutuhan peserta didik.
Kata “innovation” (bahasa Inggris) sering diterjemahkan segala hal yang baru atau pembaharuan, tetapi ada yang menjadikan kata innovation menjadi kata Indonesia yaitu “inovasi”. Inovasi kadang-kadang juga dipakai untuk menyatakan penemuan, karena hal yang baru itu hasil penemuan. Kata penemuan juga sering digunakan untuk menterjemahkan kata dari bahasa Inggris “discovery” dan “invention”. Ada juga yang mengkaitkan antara pengertian inovasi dan modernisasi, karena keduanya membicarakan usaha pembaharuan. Untuk memperluas wawasan serta memperjelas pengertian inovasi pendidikan, maka perlu dibicarakan dulu tentang pengertian discovery, invention, dan innovation sebelum membicarakan tentang inovasi pendidikan.



1.            Diskoveri
Diskoveri (discovery) adalah penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, tetapi belum diketahui orang. Misalnya penemuan benua Amerika itu sudah lama ada, tetapi baru ditemukan oleh Columbus pada tahun 1492, maka dikatakan Columbus menemukan benua Amerika, artinya Columbus adalah orang Eropa yang pertama menjumpai benua Amerika (Udin Syaefudin Sa’ud, 2013: 3).
Banyak ahli pendidikan yang menyamakan arti antara discovery dan inquiry, sedangkan yang ahli pendidikan lainnya membedakan artinya. Carin menyatakan bahwa ”discovery” adalah suatu proses mental di mana individu mengasimilasi konsep dan prinsip-prinsip. Dengan perkataan lain, “discovery” terjadi apabila individu terutama terlibat dalam menggunakan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip. Misalnya, seseorang menemukan apakah energi itu?, berarti ia membangun konsep tentang energi, selanjutnya ia menemukan suatu prinsip ilmiah “energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain (energi listrik berubah menjadi energi gerak dan sebaliknya).

2.            Invensi
Invensi (invention) adalah suatu penemuan sesuatu yang benar-benar baru, artinya hasil kreasi manusia. Benda atau hal yang ditemui itu benar-benar sebelumnya belum ada, kemudian diadakan dengan hasil kreasi baru. Misalnya penemuan teori belajar, teori pendidikan, teknik pembuatan barang dari plastik, mode pakaian, dan sebagainya. Tentu saja munculnya ide atau kreativitas berdasarkan hasil pengamatan, pengalaman, dari hal-hal yang sudah ada, tetapi wujud yang ditemukannya benar-benar baru (Udin Syaefudin Sa’ud, 2013: 3).
Contoh lainnya dari invensi yang mempengaruhi perubahan-perubahan lainnya yaitu penemuan pesawat radio dapat menyebabkan perubahan di bidang lain, seperti pendidikan, pemerintahan, pertanian, perekonomian, jasa dll. penemuan pesawat dapat membawa pengaruh pada sistem transportasi udara, yang kemudian dapat mempengaruhi alat tempur, selanjutnya mempengaruhi bagi perubahan organisasi militer dan seterusnya. Penemuan kapal laut, peta bumi, dan alat penentu arah (kompas) dapat menumbuhkan sikap kolonialisme, dan masih banyak invensi lainnya.
Kekurangan pada sistem dan infrastruktur yang mendukung inovasi memang merupakan salah satu faktor penting. Namun kekurangan itu sebenarnya juga disebabkan oleh paradigma kita yang kurang bisa membedakan antara penemuan (invention) dengan inovasi (innovation). Perbedaan tersebut sangat penting untuk diketahui karena tidak semua invention adalah innovation. Hanya dengan mengetahui perbedaan antara kedua kata tersebut, kita bisa berada pada jalur yang benar untuk merubah invention menjadi innovation.
Karya-karya cipta yang sering kita dengar, seperti yang ditunjukkan di lomba-lomba karya cipta mahasiswa di tingkat regional, nasional, atau pun internasional, sebenarnya banyak yang kreatif. Tetapi karya-karya tersebut masih termasuk dalam kategori invention, dalam arti para peserta berhasil menciptakan karya-karya yang bisa dipakai untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang dianggap penting oleh pembuatnya.
Sementara innovation sendiri adalah karya-karya yang memang dianggap penting oleh sekelompok orang (dalam jumlah yang cukup banyak) dan berpotensi untuk menghasilkan keuntungan ekonomis bagi pembuatnya (atau penyandang dananya).
Sepintas kita tidak melihat adanya perbedaan yang berarti. Bukankah mayoritas hasil karya invention pasti berguna untuk orang lain dan berpotensi untuk dijual secara menguntungkan? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita lihat contoh sederhana di bawah ini.
Andaikata ada seorang penulis perangkat lunak (programmer) kita yang berhasil membuat sebuah perangkat lunak untuk membantu penulisan blog di Internet. Apakah karya tersebut bisa langsung disebut inovasi? Bila perangkat lunak tersebut tidak lebih baik dibanding perangkat lunak sejenis seperti WordPress atau Typepad, maka dipastikan tidak ada orang lain yang bersedia memakainya, kecuali mungkin oleh pembuatnya sendiri.
Sekarang, katakanlah perangkat lunak yang dihasilkan lebih baik dari perangkat lunak blogging lainnya. Pertanyaan berikutnya adalah: bagaimana dia bisa membuat sekolompok pengguna blog untuk percaya bahwa perangkat lunaknya memang lebih unggul dan lebih mampu menjawab kebutuhan mereka? Ingat, dalam dunia pemasaran: persepsi adalah realita. Bila kelebihan tersebut tidak bisa dikomunikasikan dengan baik dan benar, entah karena pembuatnya tidak mengetahui saluran marketing communications yang sesuai atau karena salahnya message yang hendak dikomunikasikan, maka kelebihan tersebut tidak pernah ada.
Bangsa kita memang masih jauh dalam hal inovasi, walau dibandingkan dengan beberapa negara Asia sekalipun. Sistem dan infrastruktur nasional sangat ketinggalan. Namun, membuat kompetisi iptek yang menggabungkan bakat-bakat teknik dengan bisnis bukanlah sasaran yang jauh. Kompetisi iptek bisa dijadikan sebagai kompetisi business plan. Selain itu, dunia usaha bisa memikirkan cara-cara untuk bekerjasama dengan lembaga perguruan tinggi untuk menghasilkan produk-produk baru dengan biaya yang relatif lebih rendah.
Dengan upaya-upaya tersebut, setidaknya kita bisa berharap bangsa kita tidak hanya berjalan di tempat dalam hal inovasi meski kita belum bias bermimpi untuk mengejar, kecuali ada keseriusan dari pemerintah untuk menjadikan inovasi sebagai salah satu agenda utama pembangunan nasional.

3.            Inovasi Pendidikan
Inovasi berasal dari kata innovation (bahasa inggis) sering di terjemahkan segala hal yang bru tau pembaharuan, tetapi ada yang menjadikan kata innovation menjadi kata indonesia yaitu inovasi. Menurut David G. Gliddon (Uhar Suharsaputra, 2013: 315), innovation is a new idea, or an idea perceived as new that can create progressive change.
Secara garis besar inovasi ialah suatu ide, barang, kejadian, metode yang disarankan atau diamati sebagai suatu hal yang bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invention ataupun discovery. Inovasi diadakan untuk memecahkan suatu masalah tertentu atau mencapai suatu tujuan tertentu.
Pendidikan kita dewasa ini menghadapi berbagai tantangan dan persoalan, diantaranya:
1.            Bertambahnya jumlah penduduk yang sangat cepat dan bertambahnya keinginan masyarakat untuk mendapat pendidikan, yang secara kumulatif menuntut tersedianya sarana pendidikan yang memadai.
2.            Berkembangnya ilmu pengetahuan yang modern menghendaki dasar-dasar pendidikan yang kokoh dan penguasaan kemampuan terus-menerus, dan menuntut pendidikan yang lebih lama sesuai dengan konsep pendidikan seumur hidup (life long education).
3.            Berkembangnya teknologi yang mempermudah manusia dalam menguasai dan memanfaatkan alam dan lingkungannya, tetapi yang sering kali ditangani sebagai suatu ancaman terhadap kelestarian peranan manusiawi.

Tantangan-tantangan tersebut, lebih berat lagi dirasakan karena berbagai persoalan datang, baik dari luar maupun dari dalam sistem pendidikan itu sendiri, di antaranya:
1.            Sumber-sumber yang makin terbatas dan belum dimanfaatkannya sumber yang ada secara efektif dan efisien.
2.            Sistem pendidikan yang masih lemah dengan tujuan yang masih kabur, kurikulumnya belum serasi, relevan.
3.            Pengelolaan pendidikan yang belum mekar dan mantap, serta belum peka terhadap perubahan dan tuntutan keadaan.
4.            Masih kabur dan belum mantapnya konsepsi tentang pendidikan dan interpretasinya dalam praktik.
Keseluruhan tantangan dan persoalan tersebut memerlukan pemikiran kembali yang mendalam dan pendekatan baru yang progresif. Pendekatan ini harus selalu didahului dengan penjelajahan yang mendahulul percobaan, dan tidak boleh semata-mata atas dasar coba-coba. Gagasan baru sebagai hashil pemikiran kembali haruslah mampu memecahkan persoalan yang tidak terpecahkan hanya dengan cara yang tradisional atau komersial. Gagasan dan pendekatan baru yang memenuhi ketentuan inilah yang dinamakan inovasi pendidikan.
Inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru, dan kualitatif berbeda dan hal (yang ada sebelumnya), serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan. Inovasi pendidikan ialah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil invensi atau diskoveri, yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan.
Pendidikan adalah usaha membentuk pribadi manusia melalui proses yang panjang (resultant) yang tidak dapt diketahui dengan segera. Karena sasaran pendidikan adalah makhluk yang sedang tmbuh dan berkembang yang mengandung berbagai kemungkinan, bila salah bentuk, maka kita akan sulit memperbaikinya (Arifin, 2011: 9).
Pendidikan adalah suatu sistem, maka inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan, baik sistem dalam arti sekolah, perguruan tinggi, atau lembaga pendidikan yang lain, maupun sistem pendidikan dalam arti luas misalnya sistem pendidikan nasional.
Jadi, inovasi pendidikan adalah suatu pembaharuan dalam pendidikan baik menyangkut ide, praktek, metode atau obyek dan secara kualitatif berbeda dari hal-hal yang ada sebelumnya dan sengaja di usahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan pendidikan dan memecahkan masalah pendidikan. Dengan demikian inovasi diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan atau pembelajaran, ini berarti bahwa inovasi apapun yang tidak dapat meningkatkan kualitas pendidikan atau pembelajaran tidak patut untuk diadopsi, dan dalam konteks ini peran guru akan sangat menentukan dalam adopsi inovasi pada proses pendidikan atau pembelajaran, oleh karena itu dalam menyikapi suatu inovasi, diperlukan suatu pemahaman yang baik, hal ini dimaksudkan agar inovasi dapat memberi nilai tambah bagi dunia pendidikan.

4.            Modernisasi dan Teknologi
Pada waktu membicarakan inovasi sering orang mengajukan pertanyaan tentang modernisasi, karena keduanya tampak persamaan yaitu kedua-duanya merupakan perubahan sosial.
Istilah (term) “modern” mempunyai berbagai macam arti (connotations). Istilah modern ini digunakan tidak hanya untuk orang-orang tetapi juga untuk bangsa, sistem politik, ekonomi lembaga seperti rumah bagai macam kebiasaan. Pada umumnya kata modern digunakan untuk menunjukkan terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik, lebih maju dalam arti menyenangkan, lebih meningkatkan kesejahteraan hidup. Dengan cara baru (modern) sesuatu akan lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan. Misalnya dalam perkembangan transportasi, karena kuda lebih modern daripada gerobak yang ditarik orang, tetapi mobil lebih modern daripada kereta kuda, pesawat lebih modern daripada mobil. Jadi, “modern” dari satu segi dapat diartikan sesuatu yang baru dalam arti lebih maju atau lebih baik daripada yang sudah ada. Baik dalam arti lebih memberikan kesejahteraan atau kesenangan bagi kehidupan.
Eissentadt menjelaskan bahwa menurut sejarahnya modernisasi adalah proses perubahan sistem sosial, ekonomi, dan politik yang telah berkembang di Eropa Barat dan Amerika Utara dari abad ke-17 sampai abad ke-19, dan kemudian telah berkembang pula di berbagai Negara di Eropa. Proses perkembangan atau perubahan itu berlangsung secara bertahap, dan tidak semua masyarakat berkembang dalam tahap urusan yang sama. Jadi modernisasi pada dasarnya merupakan proses perkembangan, secara kebetulan Eropa Barat dan Amerika Utara telah berkembang lebih dahulu, dan sekarang bangsa dari dunia ketiga sedang berjuang untuk menyamakan diri mencapai status kehidupan modern. Dengan kata lain modernisasi adalah bekerja sama dengan dunia dengan maksud agar dapat meningkatkan hal-hal yang esensial dalam kehidupan, walaupun mungkin juga terjadi kekacauan atau perpecahan.
Modernisasi adalah proses perubahan sosial dari masyarakat tradisonal (yang belum modern) ke masyarakat yang lebih maju (masyarakat industri yang sudah modern). Di antara tanda-tanda masyarakat yang sudah maju (modern) ialah bidang ekonomi telah makmur, bidang politik sudah stabil, dan terpenuhi pelayanan kebutuhan pendidikan dan kesehatan (Udin Syaefudin Sa’ud, 2013: 19).
Inovasi dan modernisasi keduanya merupakan perubahan sosial, perbedaannya hanya pada penekanan ciri dari perubahan itu.
Inovasi menekankan pada ciri adanya sesuatu yang diamati sebagai sesuatu yang baru bagi individu atau masyarakat sedangkan modernisasi menekankan pada adanya proses perubahan dari tradisional ke modern, atau dari yang belum maju ke yang sudah maju. Jadi dapat disimpulkan bahwa diterimanya suatu inovasi sebagai tanda adanya modernisasi. Misalnya untuk meningkatkan kesejahteraan perlu diadakan transmigrasi. Transmigrasi merupakan hal yang baru bagi masyarakat, maka transmigrasi adalah suatu inovasi. Masyarakat yang sudah mau menerima ide transmigrasi dan mau melaksanakan transmigrasi berarti sudah memenuhi ciri masyarakat modern yang siap menghadapi perubahan dan meninggalkan pola pikir tradisi yang bersemboyan (bahasa Jawa) ”mangan ora mangan yen kumi” artinya meskipun tidak makan asal tetap berkumpul dengan sesama saudara.
Jadi dapat disimpulkan bahwa diterimanya suatu inovasi sebagai tanda adanya modernisasi.
Banyaknya ide, proses, dan hasil dari upaya inovasi yang dilakukan dalam dunia pendidikan sebetulnya tidak terlepas dari keberhasilan semua pihak khususnya dalam dunia pendidikan dalam memaknai tentang “Teknologi”. Di mana teknologi ini bisa dipandang sebagai ide, proses, dan produk. Dari ketiga inilah sehingga pada akhirnya ada berbagai prosedur, pendekatan, strategi, model terbaru dalam dunia pendidikan dan pembelajaran.
Demikian juga ketika ada “Proses” yang dialakukan oleh para innovator, maka akan dilaksanakan berbagai aktivitas dan proses kegiatan individu dalam rangka melakukan inovasi itu sendiri. Akhirnya ketika sudah dilakukan proses atau aktivitas yang dimaksudkan dalam sebuah target inovasi maka akan menghasilkan “Produk” tertentu sebagai hasil dari pemaknaan terhadap “Teknologi” sekaligus individu yang bersangkutan dapat dikatakan telah melakukan kegiatan inovasi tertentu.
Dalam dunia pendidikan pemaknaan terhadap “Teknologi” ini sudah sejak lama dilakukan sehingga menghasilkan sebuah kajian ilmu yang disebut dengan “Teknologi Pendidikan” bahkan dalam perkembangannya dewasa ini telah melahirkan ilmu “Teknologi Pembelajaran”.
Dengan demikian, Teknologi Pendidikan dan Teknologi Pembelajaran telah membawa pada upaya terwujudnya berbagai ide dan pemikiran serta prosedur tindakan yang harus dilakukan dalam rangka mewujudkan proses inovasi dalam dunia pendidikan sehingga mampu menghasilkan sesuatu yang baru baik itu berhubungan dengan ide, proses, prosedur dan hasil yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan berbagai sumber belajar yang meliputi lingkungan, orang, teknologi, bahkan di era sekarang telah termasuk didalamnya adalah model-model pembelajaran elektronik dan virtual aik secara personal maupun kelembagaan hingga sistem akreditasi atas temuan-temuan hasil inovasi dalam dunia pendidikan dan pembelajaran.
Pemahaman akan teknologi dalam konteks pendidikan dan pembelajaran kadang banyak dipengaruhi oleh bidang konsep dan praktis. Dalam arti pemahaman terhadap teknologi itu sendiri kadang cenderung mengarah pada perangkat dan sistem otomtis yang sistemnya hardware, padahal pemahaman terhadap hakikat teknologi dalam konteks pendidikan dan pembelajaran justru diarahkan pada aplikasi dan teknologi sebagai ‘ide’ tentang rancang bangun dan hasil pikirnya. Demikian juga dalam telaah mengenai teknologi pembelajaran didalamnya terdapat pemahaman terhadap teknologi dan pembelajaran. Pembelajaran yang mengadopsi hasil pikir dan rancang bangun suatu ide yang diwujudkan dalam produk tertentu dan memberikan kemudahan dalam pembelajaran, maka itulah salah satu pemahaman terhadap teknologi pembelajaran. Jadi, teknologi pembelajaran itu sendiri merupakan suatu teknologi, yaitu teknologi sebagai ide dan rancang bangun tentang bagaimana suatu proses pembelajaran bisa berkualitas melalui pengukuran efektivitas dan efisiensi, serta akselerasi pencapaian perubahan perilaku peserta didik atau warga belajar (Deni Darmawan, 2014: 4).
Modernisasi dimana perkembangan dan peradaban manusia itu di mulai, tentunya mempunyai dampak baik positif maupun negaif yaitu sebagai berikut.
Dampak positif:
1.            Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Adanya perkembangan ilmu pengetahuan tidak bisa dipungkiri mengakibatkan kemajuan teknologi yang memengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, politik pendidikan, dan kebudayaan bangsa Indonesia (Hasbullah, 2009 : 191).
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin canggih, mempermudah cara kita untuk berkomunikasi, komunikasi jarak jauh sekalipun dapat di jangkau, selain berkomunikasi juga, dapat memberikan dampak yang sangat baik bagi pendidikan, pengtahuan menjadi sangat mudah untuk di dapatkan, informasi yang terbaru dari luar maupun dari dalam negri mudah kita dapatkan baik itu dalam bidang pendidikan itu sendiri, maupun dalam bidang-bidang lainnya.
2.            Perubahan tata nilai dan sikap
Dengan adanya modernisasi pada masyarakat khususnya menimbulkan suatu perubahan pola pikir yang lebih rasional, lebih menggunakan akal pikiran dalam menyelesaikan suatu hal yang terlihat dari sikap-sikap yang di tunjukan dari masyakat-masyarakat itu sendiri.
3.            Tingkat kehidupan yang lebih baik
Dengan banyaknya industri yang maju berdasarkan tekhnologi yang sudah maju juga, menjadikan nilai dalam memproduksi alat-alat transportasi dan komunikasi yang canggih, dan juga mengurangi pengangguran, sehingga taraf hidup masyarakat tentunya akan meningkat.

Dampak Negatif:
1.            Sikapnya mejadi lebih individualistic
Sikap individualistik ini terlahir karena masyrakat yang telah mengalami modernisasi sudah merasa puas akan tekhnologi dan apapun yang telah canggih sehingga kebutuhan masyrakat tersebut selalu mudah untuk di penuhi sehingga tidak lagi membutuhkan bantuan dari manusia yang lainnya sehingga lahirlah sikap individualstik tersebut.
2.            Gaya hidup kebarat-baratan (westernisasi)
Karena tidak adanya pembatasan terhadap budaya yang masuk dari luar, khususnya warga indonesia yang terkenal sebagai bangsa yang adab dan ramah, kehilangan akan jati dirinya dimana tata krama dan nilai-nilai yang seharusnya di jalankan menjadi terabaikan dengan lebih mengadopsi kebiasaan-kebiasaan masyarakat barat, bak itu dari segi berpakaian, tingkah laku, gaya hidup, daan lain sebagainya.
3.            Pola hidup konsumtif
Perkembangan teknologi industri yang sudah modern dan semakin pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk menkonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada, sesuai dengan kebutuhan masing – masing.
Dengan modernisasi ini memudahkan masyarakat untuk mendapatkan segala sesuatu yang ia butuhkan, sehingga masyarakat menjadi lebih konsumtif tanpa memikrkan terlebih dahulu apa-apa yang ia beli, apakah itu kebutuhuan prime atau sekunder, bahkan sering kali sesuatu yang sebenarnya tidak diperlukan mereka membeli sesuatu tersebut demi kepuasaan yang ia rasakan.


















DAFTAR PUSTAKA

Arifin. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Darmawan, Deni. 2014. Inovasi Pendidikan: Pendekatan Praktik Teknologi Multimedia dan Pembelajaran Online. Bandung: Rosdakarya.

Hasbullah. 2009. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sa’ud, Udin Syaefudin. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Suharsaputra, Uhar. 2013. Administrasi Pendidikan. Bandung: PT Refika Aditama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Perilaku Individu dan Kelompok dalam Organisasi

Makalah Supervisi Pendidikan

Makalah Latar Belakang dan Tujuan Pendidikan, serta Social Demand Approach