Makalah Inovasi Pendidikan
ICT DAN INOVASI PENDIDIKAN
INOVASI PENDIDIKAN
A.
Konsep Inovasi Pendidikan
Perkembangan teknologi dan informasi yang cepat dalam
berbagai aspek kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan, merupakan suatu
upaya untuk menjembatani masa sekarang dan masa yang akan datang dengan jalan
memperkenalkan pembaharuan-pembaharuan yang cenderung mengejar efisiensi dan
efektivitas.
Pembaharuan mengiringi perputaran zaman yang tak
henti-hentinya berputar sesuai dengan kurun waktu yang telah ditentukan.
Kebutuhan akan layanan individual terhadap peserta didik dan perbaikan
kesempatan belajar bagi mereka, telah menjadi pendorong utama timbulnya
pembaharuan pendidikan. Oleh karena itu, lembaga pendidikan harus mampu
mengantisipasi perkembangan tersebut dengan terus menerus mengupayakan suatu
program yang sesuai dengan perkembangan anak, perkembangan zaman, situasi,
kondisi, dan kebutuhan peserta didik.
Kata “innovation”
(bahasa Inggris) sering diterjemahkan segala hal yang baru atau pembaharuan,
tetapi ada yang menjadikan kata innovation
menjadi kata Indonesia yaitu “inovasi”. Inovasi kadang-kadang juga dipakai
untuk menyatakan penemuan, karena hal yang baru itu hasil penemuan. Kata
penemuan juga sering digunakan untuk menterjemahkan kata dari bahasa Inggris “discovery” dan “invention”. Ada juga yang mengkaitkan antara pengertian inovasi dan
modernisasi, karena keduanya membicarakan usaha pembaharuan. Untuk memperluas
wawasan serta memperjelas pengertian inovasi pendidikan, maka perlu dibicarakan
dulu tentang pengertian discovery,
invention, dan innovation sebelum
membicarakan tentang inovasi pendidikan.
1.
Diskoveri
Diskoveri (discovery)
adalah penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah
ada, tetapi belum diketahui orang. Misalnya penemuan benua Amerika itu sudah
lama ada, tetapi baru ditemukan oleh Columbus pada tahun 1492, maka dikatakan
Columbus menemukan benua Amerika, artinya Columbus adalah orang Eropa yang pertama
menjumpai benua Amerika (Udin Syaefudin Sa’ud, 2013: 3).
Banyak ahli pendidikan yang menyamakan arti antara discovery
dan inquiry, sedangkan yang ahli pendidikan lainnya membedakan
artinya. Carin menyatakan bahwa ”discovery” adalah suatu proses mental
di mana individu mengasimilasi konsep dan prinsip-prinsip. Dengan perkataan
lain, “discovery” terjadi apabila individu terutama terlibat dalam
menggunakan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip.
Misalnya, seseorang menemukan apakah energi itu?, berarti ia membangun konsep tentang
energi, selanjutnya ia menemukan suatu prinsip ilmiah “energi tidak dapat
diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, hanya dapat berubah dari satu bentuk ke
bentuk yang lain (energi listrik berubah menjadi energi gerak dan sebaliknya).
2.
Invensi
Invensi (invention)
adalah suatu penemuan sesuatu yang benar-benar baru, artinya hasil kreasi
manusia. Benda atau hal yang ditemui itu benar-benar sebelumnya belum ada,
kemudian diadakan dengan hasil kreasi baru. Misalnya penemuan teori belajar,
teori pendidikan, teknik pembuatan barang dari plastik, mode pakaian, dan
sebagainya. Tentu saja munculnya ide atau kreativitas berdasarkan hasil
pengamatan, pengalaman, dari hal-hal yang sudah ada, tetapi wujud yang ditemukannya
benar-benar baru (Udin Syaefudin Sa’ud, 2013: 3).
Contoh lainnya dari invensi yang mempengaruhi perubahan-perubahan
lainnya yaitu penemuan pesawat radio dapat menyebabkan perubahan di bidang
lain, seperti pendidikan, pemerintahan, pertanian, perekonomian, jasa dll.
penemuan pesawat dapat membawa pengaruh pada sistem transportasi udara, yang
kemudian dapat mempengaruhi alat tempur, selanjutnya mempengaruhi bagi
perubahan organisasi militer dan seterusnya. Penemuan kapal laut, peta bumi,
dan alat penentu arah (kompas) dapat menumbuhkan sikap kolonialisme, dan masih
banyak invensi lainnya.
Kekurangan pada sistem dan infrastruktur yang mendukung
inovasi memang merupakan salah satu faktor penting. Namun kekurangan itu
sebenarnya juga disebabkan oleh paradigma kita yang kurang bisa membedakan
antara penemuan (invention) dengan
inovasi (innovation). Perbedaan
tersebut sangat penting untuk diketahui karena tidak semua invention adalah innovation.
Hanya dengan mengetahui perbedaan antara kedua kata tersebut, kita bisa berada
pada jalur yang benar untuk merubah invention
menjadi innovation.
Karya-karya cipta yang sering kita dengar, seperti yang
ditunjukkan di lomba-lomba karya cipta mahasiswa di tingkat regional, nasional,
atau pun internasional, sebenarnya banyak yang kreatif. Tetapi karya-karya
tersebut masih termasuk dalam kategori invention, dalam arti para peserta
berhasil menciptakan karya-karya yang bisa dipakai untuk menyelesaikan suatu
permasalahan yang dianggap penting oleh pembuatnya.
Sementara innovation
sendiri adalah karya-karya yang memang dianggap penting oleh sekelompok orang
(dalam jumlah yang cukup banyak) dan berpotensi untuk menghasilkan keuntungan
ekonomis bagi pembuatnya (atau penyandang dananya).
Sepintas kita tidak melihat adanya perbedaan yang berarti.
Bukankah mayoritas hasil karya invention
pasti berguna untuk orang lain dan berpotensi untuk dijual secara
menguntungkan? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita lihat contoh
sederhana di bawah ini.
Andaikata ada seorang penulis perangkat lunak (programmer) kita yang berhasil membuat
sebuah perangkat lunak untuk membantu penulisan blog di Internet. Apakah karya
tersebut bisa langsung disebut inovasi? Bila perangkat lunak tersebut tidak
lebih baik dibanding perangkat lunak sejenis seperti WordPress atau Typepad,
maka dipastikan tidak ada orang lain yang bersedia memakainya, kecuali mungkin
oleh pembuatnya sendiri.
Sekarang, katakanlah perangkat lunak yang dihasilkan lebih
baik dari perangkat lunak blogging lainnya. Pertanyaan berikutnya adalah:
bagaimana dia bisa membuat sekolompok pengguna blog untuk percaya bahwa
perangkat lunaknya memang lebih unggul dan lebih mampu menjawab kebutuhan
mereka? Ingat, dalam dunia pemasaran: persepsi adalah realita. Bila kelebihan
tersebut tidak bisa dikomunikasikan dengan baik dan benar, entah karena
pembuatnya tidak mengetahui saluran marketing
communications yang sesuai atau
karena salahnya message yang hendak
dikomunikasikan, maka kelebihan tersebut tidak pernah ada.
Bangsa kita memang masih jauh dalam hal inovasi, walau
dibandingkan dengan beberapa negara Asia sekalipun. Sistem dan infrastruktur
nasional sangat ketinggalan. Namun, membuat kompetisi iptek yang menggabungkan
bakat-bakat teknik dengan bisnis bukanlah sasaran yang jauh. Kompetisi iptek
bisa dijadikan sebagai kompetisi business plan. Selain itu, dunia usaha bisa
memikirkan cara-cara untuk bekerjasama dengan lembaga perguruan tinggi untuk
menghasilkan produk-produk baru dengan biaya yang relatif lebih rendah.
Dengan upaya-upaya tersebut, setidaknya kita bisa berharap bangsa
kita tidak hanya berjalan di tempat dalam hal inovasi meski kita belum bias
bermimpi untuk mengejar, kecuali ada keseriusan dari pemerintah untuk
menjadikan inovasi sebagai salah satu agenda utama pembangunan nasional.
3.
Inovasi Pendidikan
Inovasi berasal dari kata innovation (bahasa inggis) sering di terjemahkan segala hal yang
bru tau pembaharuan, tetapi ada yang menjadikan kata innovation menjadi kata indonesia yaitu inovasi. Menurut David G.
Gliddon (Uhar Suharsaputra, 2013: 315), innovation
is a new idea, or an idea perceived as new that can create progressive change.
Secara garis besar inovasi ialah suatu ide, barang,
kejadian, metode yang disarankan atau diamati sebagai suatu hal yang bagi
seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invention
ataupun discovery. Inovasi diadakan untuk memecahkan suatu masalah tertentu
atau mencapai suatu tujuan tertentu.
Pendidikan kita dewasa ini menghadapi berbagai tantangan dan
persoalan, diantaranya:
1.
Bertambahnya
jumlah penduduk yang sangat cepat dan bertambahnya keinginan masyarakat untuk
mendapat pendidikan, yang secara kumulatif menuntut tersedianya sarana
pendidikan yang memadai.
2.
Berkembangnya
ilmu pengetahuan yang modern menghendaki dasar-dasar pendidikan yang kokoh dan
penguasaan kemampuan terus-menerus, dan menuntut pendidikan yang lebih lama
sesuai dengan konsep pendidikan seumur hidup (life long education).
3.
Berkembangnya
teknologi yang mempermudah manusia dalam menguasai dan memanfaatkan alam dan
lingkungannya, tetapi yang sering kali ditangani sebagai suatu ancaman terhadap
kelestarian peranan manusiawi.
Tantangan-tantangan tersebut, lebih berat lagi dirasakan
karena berbagai persoalan datang, baik dari luar maupun dari dalam sistem
pendidikan itu sendiri, di antaranya:
1.
Sumber-sumber
yang makin terbatas dan belum dimanfaatkannya sumber yang ada secara efektif
dan efisien.
2.
Sistem
pendidikan yang masih lemah dengan tujuan yang masih kabur, kurikulumnya belum
serasi, relevan.
3.
Pengelolaan
pendidikan yang belum mekar dan mantap, serta belum peka terhadap perubahan dan
tuntutan keadaan.
4.
Masih
kabur dan belum mantapnya konsepsi tentang pendidikan dan interpretasinya dalam
praktik.
Keseluruhan tantangan dan persoalan tersebut memerlukan
pemikiran kembali yang mendalam dan pendekatan baru yang progresif. Pendekatan
ini harus selalu didahului dengan penjelajahan yang mendahulul percobaan, dan
tidak boleh semata-mata atas dasar coba-coba. Gagasan baru sebagai hashil
pemikiran kembali haruslah mampu memecahkan persoalan yang tidak terpecahkan
hanya dengan cara yang tradisional atau komersial. Gagasan dan pendekatan baru
yang memenuhi ketentuan inilah yang dinamakan inovasi pendidikan.
Inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru, dan
kualitatif berbeda dan hal (yang ada sebelumnya), serta sengaja diusahakan
untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan. Inovasi pendidikan ialah suatu ide, barang, metode,
yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau
sekelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil invensi atau diskoveri, yang digunakan untuk
mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan.
Pendidikan adalah usaha
membentuk pribadi manusia melalui proses yang panjang (resultant) yang tidak dapt diketahui dengan segera. Karena sasaran
pendidikan adalah makhluk yang sedang tmbuh dan berkembang yang mengandung
berbagai kemungkinan, bila salah bentuk, maka kita akan sulit memperbaikinya
(Arifin, 2011: 9).
Pendidikan adalah suatu sistem, maka inovasi
pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan,
baik sistem dalam arti sekolah, perguruan tinggi, atau lembaga pendidikan yang
lain, maupun sistem pendidikan dalam arti luas misalnya sistem pendidikan nasional.
Jadi, inovasi pendidikan adalah suatu pembaharuan dalam pendidikan
baik menyangkut ide, praktek, metode atau obyek dan secara kualitatif berbeda
dari hal-hal yang ada sebelumnya dan sengaja di usahakan untuk meningkatkan
kemampuan guna mencapai tujuan pendidikan dan memecahkan masalah pendidikan.
Dengan demikian inovasi diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan atau
pembelajaran, ini berarti bahwa inovasi apapun yang tidak dapat meningkatkan
kualitas pendidikan atau pembelajaran tidak patut untuk diadopsi, dan dalam
konteks ini peran guru akan sangat menentukan dalam adopsi inovasi pada proses
pendidikan atau pembelajaran, oleh karena itu dalam menyikapi suatu inovasi,
diperlukan suatu pemahaman yang baik, hal ini dimaksudkan agar inovasi dapat memberi
nilai tambah bagi dunia pendidikan.
4.
Modernisasi dan Teknologi
Pada waktu membicarakan inovasi sering orang
mengajukan pertanyaan tentang modernisasi, karena keduanya tampak persamaan
yaitu kedua-duanya merupakan perubahan sosial.
Istilah (term) “modern”
mempunyai berbagai macam arti (connotations).
Istilah modern ini digunakan tidak hanya untuk orang-orang tetapi juga untuk
bangsa, sistem politik, ekonomi lembaga seperti rumah bagai macam kebiasaan.
Pada umumnya kata modern digunakan untuk menunjukkan terjadinya perubahan ke arah
yang lebih baik, lebih maju dalam arti menyenangkan, lebih meningkatkan
kesejahteraan hidup. Dengan cara baru (modern) sesuatu akan lebih efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan. Misalnya dalam perkembangan transportasi, karena
kuda lebih modern daripada gerobak yang ditarik orang, tetapi mobil lebih
modern daripada kereta kuda, pesawat lebih modern daripada mobil. Jadi,
“modern” dari satu segi dapat diartikan sesuatu yang baru dalam arti lebih maju
atau lebih baik daripada yang sudah ada. Baik dalam arti lebih memberikan
kesejahteraan atau kesenangan bagi kehidupan.
Eissentadt menjelaskan bahwa menurut sejarahnya modernisasi
adalah proses perubahan sistem sosial, ekonomi, dan politik yang telah
berkembang di Eropa Barat dan Amerika Utara dari abad ke-17 sampai abad ke-19,
dan kemudian telah berkembang pula di berbagai Negara di Eropa. Proses
perkembangan atau perubahan itu berlangsung secara bertahap, dan tidak semua
masyarakat berkembang dalam tahap urusan yang sama. Jadi modernisasi pada
dasarnya merupakan proses perkembangan, secara kebetulan Eropa Barat dan
Amerika Utara telah berkembang lebih dahulu, dan sekarang bangsa dari dunia
ketiga sedang berjuang untuk menyamakan diri mencapai status kehidupan modern.
Dengan kata lain modernisasi adalah bekerja sama dengan dunia dengan maksud
agar dapat meningkatkan hal-hal yang esensial dalam kehidupan, walaupun mungkin
juga terjadi kekacauan atau perpecahan.
Modernisasi adalah proses perubahan sosial dari masyarakat
tradisonal (yang belum modern) ke masyarakat yang lebih maju (masyarakat industri
yang sudah modern). Di antara tanda-tanda masyarakat yang sudah maju (modern)
ialah bidang ekonomi telah makmur, bidang politik sudah stabil, dan terpenuhi
pelayanan kebutuhan pendidikan dan kesehatan (Udin Syaefudin Sa’ud, 2013: 19).
Inovasi dan modernisasi keduanya merupakan perubahan sosial, perbedaannya hanya pada penekanan ciri dari perubahan
itu.
Inovasi menekankan pada ciri adanya sesuatu yang diamati sebagai sesuatu
yang baru bagi individu atau masyarakat sedangkan modernisasi menekankan pada
adanya proses perubahan dari tradisional ke modern, atau dari yang belum maju
ke yang sudah maju. Jadi dapat disimpulkan bahwa diterimanya suatu inovasi
sebagai tanda adanya modernisasi. Misalnya untuk meningkatkan kesejahteraan
perlu diadakan transmigrasi. Transmigrasi merupakan hal yang baru bagi
masyarakat, maka transmigrasi adalah suatu inovasi. Masyarakat yang sudah mau
menerima ide transmigrasi dan mau melaksanakan transmigrasi berarti sudah
memenuhi ciri masyarakat modern yang siap menghadapi perubahan dan meninggalkan
pola pikir tradisi yang bersemboyan (bahasa Jawa) ”mangan ora mangan yen kumi”
artinya meskipun tidak makan asal tetap berkumpul dengan sesama saudara.
Jadi dapat disimpulkan bahwa diterimanya suatu inovasi
sebagai tanda adanya modernisasi.
Banyaknya ide, proses, dan hasil dari upaya inovasi yang
dilakukan dalam dunia pendidikan sebetulnya tidak terlepas dari keberhasilan
semua pihak khususnya dalam dunia pendidikan dalam memaknai tentang
“Teknologi”. Di mana teknologi ini bisa dipandang sebagai ide, proses, dan
produk. Dari ketiga inilah sehingga pada akhirnya ada berbagai prosedur,
pendekatan, strategi, model terbaru dalam dunia pendidikan dan pembelajaran.
Demikian juga ketika ada “Proses” yang dialakukan oleh para
innovator, maka akan dilaksanakan berbagai aktivitas dan proses kegiatan
individu dalam rangka melakukan inovasi itu sendiri. Akhirnya ketika sudah
dilakukan proses atau aktivitas yang dimaksudkan dalam sebuah target inovasi
maka akan menghasilkan “Produk” tertentu sebagai hasil dari pemaknaan terhadap
“Teknologi” sekaligus individu yang bersangkutan dapat dikatakan telah
melakukan kegiatan inovasi tertentu.
Dalam dunia pendidikan pemaknaan terhadap “Teknologi” ini
sudah sejak lama dilakukan sehingga menghasilkan sebuah kajian ilmu yang
disebut dengan “Teknologi Pendidikan” bahkan dalam perkembangannya dewasa ini
telah melahirkan ilmu “Teknologi Pembelajaran”.
Dengan demikian, Teknologi Pendidikan dan Teknologi
Pembelajaran telah membawa pada upaya terwujudnya berbagai ide dan pemikiran
serta prosedur tindakan yang harus dilakukan dalam rangka mewujudkan proses
inovasi dalam dunia pendidikan sehingga mampu menghasilkan sesuatu yang baru
baik itu berhubungan dengan ide, proses, prosedur dan hasil yang berhubungan
langsung maupun tidak langsung dengan berbagai sumber belajar yang meliputi
lingkungan, orang, teknologi, bahkan di era sekarang telah termasuk didalamnya
adalah model-model pembelajaran elektronik dan virtual aik secara personal
maupun kelembagaan hingga sistem akreditasi atas temuan-temuan hasil inovasi
dalam dunia pendidikan dan pembelajaran.
Pemahaman akan teknologi dalam konteks pendidikan dan
pembelajaran kadang banyak dipengaruhi oleh bidang konsep dan praktis. Dalam
arti pemahaman terhadap teknologi itu sendiri kadang cenderung mengarah pada
perangkat dan sistem otomtis yang sistemnya hardware,
padahal pemahaman terhadap hakikat teknologi dalam konteks pendidikan dan
pembelajaran justru diarahkan pada aplikasi dan teknologi sebagai ‘ide’ tentang
rancang bangun dan hasil pikirnya. Demikian juga dalam telaah mengenai
teknologi pembelajaran didalamnya terdapat pemahaman terhadap teknologi dan
pembelajaran. Pembelajaran yang mengadopsi hasil pikir dan rancang bangun suatu
ide yang diwujudkan dalam produk tertentu dan memberikan kemudahan dalam
pembelajaran, maka itulah salah satu pemahaman terhadap teknologi pembelajaran.
Jadi, teknologi pembelajaran itu sendiri merupakan suatu teknologi, yaitu
teknologi sebagai ide dan rancang bangun tentang bagaimana suatu proses
pembelajaran bisa berkualitas melalui pengukuran efektivitas dan efisiensi,
serta akselerasi pencapaian perubahan perilaku peserta didik atau warga belajar
(Deni Darmawan, 2014: 4).
Modernisasi dimana perkembangan dan peradaban manusia itu di
mulai, tentunya mempunyai dampak baik positif maupun negaif yaitu sebagai
berikut.
Dampak positif:
1.
Berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Adanya
perkembangan ilmu pengetahuan tidak bisa dipungkiri mengakibatkan kemajuan
teknologi yang memengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, politik pendidikan, dan
kebudayaan bangsa Indonesia (Hasbullah, 2009 : 191).
Dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin canggih, mempermudah
cara kita untuk berkomunikasi, komunikasi jarak jauh sekalipun dapat di
jangkau, selain berkomunikasi juga, dapat memberikan dampak yang sangat baik
bagi pendidikan, pengtahuan menjadi sangat mudah untuk di dapatkan, informasi
yang terbaru dari luar maupun dari dalam negri mudah kita dapatkan baik itu
dalam bidang pendidikan itu sendiri, maupun dalam bidang-bidang lainnya.
2.
Perubahan
tata nilai dan sikap
Dengan
adanya modernisasi pada masyarakat khususnya menimbulkan suatu perubahan pola pikir
yang lebih rasional, lebih menggunakan akal pikiran dalam menyelesaikan suatu
hal yang terlihat dari sikap-sikap yang di tunjukan dari masyakat-masyarakat
itu sendiri.
3.
Tingkat
kehidupan yang lebih baik
Dengan
banyaknya industri yang maju berdasarkan tekhnologi yang sudah maju juga,
menjadikan nilai dalam memproduksi alat-alat transportasi dan komunikasi yang
canggih, dan juga mengurangi pengangguran, sehingga taraf hidup masyarakat
tentunya akan meningkat.
Dampak
Negatif:
1.
Sikapnya
mejadi lebih individualistic
Sikap
individualistik ini terlahir karena masyrakat yang telah mengalami modernisasi
sudah merasa puas akan tekhnologi dan apapun yang telah canggih sehingga
kebutuhan masyrakat tersebut selalu mudah untuk di penuhi sehingga tidak lagi
membutuhkan bantuan dari manusia yang lainnya sehingga lahirlah sikap
individualstik tersebut.
2.
Gaya
hidup kebarat-baratan (westernisasi)
Karena
tidak adanya pembatasan terhadap budaya yang masuk dari luar, khususnya warga
indonesia yang terkenal sebagai bangsa yang adab dan ramah, kehilangan akan
jati dirinya dimana tata krama dan nilai-nilai yang seharusnya di jalankan
menjadi terabaikan dengan lebih mengadopsi kebiasaan-kebiasaan masyarakat
barat, bak itu dari segi berpakaian, tingkah laku, gaya hidup, daan lain
sebagainya.
3.
Pola
hidup konsumtif
Perkembangan
teknologi industri yang sudah modern dan semakin pesat membuat penyediaan
barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik
untuk menkonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada, sesuai dengan
kebutuhan masing – masing.
Dengan
modernisasi ini memudahkan masyarakat untuk mendapatkan segala sesuatu yang ia
butuhkan, sehingga masyarakat menjadi lebih konsumtif tanpa memikrkan terlebih
dahulu apa-apa yang ia beli, apakah itu kebutuhuan prime atau sekunder, bahkan
sering kali sesuatu yang sebenarnya tidak diperlukan mereka membeli sesuatu
tersebut demi kepuasaan yang ia rasakan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Darmawan, Deni. 2014. Inovasi Pendidikan: Pendekatan Praktik
Teknologi Multimedia dan Pembelajaran Online. Bandung: Rosdakarya.
Hasbullah. 2009. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta:
Rajawali Pers.
Sa’ud, Udin Syaefudin. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Suharsaputra, Uhar. 2013. Administrasi Pendidikan. Bandung: PT
Refika Aditama.
Komentar
Posting Komentar